WASPADAI BAHAYA PENGGUNAAN KAWAT GIGI (BEHEL) – Para pembaca sekalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kawat gigi atau behel. Ya, kawat gigi mulai dikenal di Indonesia sejak film Betty La Vea diputar di layar kaca pada tahun 1997 silam. Saat itu, kawat gigi dianggap sebagai sesuatu yang tabu digunakan karena dianggap memperburuk penampilan sesorang. Namun beberapa tahun terakhir, anggapan itu nyatanya berputar 180 derajat. Seolah menjadi trend, banyak orang – mulai dari Ibu-ibu hingga muda-mudi - yang kemudian tertarik menggunakan alat kesehatan gigi ini dengan berbagai alasan. Yang mengkhawatirkan, alasan-alasan tersebut menjadi tekad yang kuat tanpa didukung dengan pengetahuan tentang
bahaya penggunaan kawat gigi (behel) bagi orang-orang tertentu. Merunut pada hal tersebut, penulis kemudian berinisatif membahasnya secara lugas melalui pemaparan berikut:
Sejak awal ditemukannya, kawat gigi dibuat dan digunakan untuk mengembalikan fungsi gigi, baik fungsi fisiologis maupun fungsi estetikanya. Dimana,
FUNGSI FISIOLOGIS gigi meliputi fungsi pengunyahan, pengucapan (fonasi), dan fungsi menjaga letak rahang atas dan bawah agar tetap normal. Sedangkan,
FUNGSI ESTETIKA jelas saja berkaitan dengan susunan gigi yang rapi.
Terkait dengan kedua fungsi tersebut, saat ini kita sadari bersama bahwa banyak sekali pengguna kawat gigi yang justru tidak memahami fungsi dari alat kesehatan yang digunakannya ini. Dan malah kebanyakan dari mereka menonjolkan kawat gigi sebagai bagian dari keindahan (estetika) itu sendiri. Bahkan pada beberapa kasus, ditemukan beberapa diantara mereka yang menggadaikan kesehatan giginya dengan memanfaatkan jasa pemasangan kawat gigi ilegal. Hal ini tentu terkait karena masalah keuangan karena jasa pemasangan kawat gigi ilegal biasanya menawarkan harga yang lebih murah. Ironis sekali memang.
Seseorang yang memiliki susunan gigi yang rapi sebetulnya sangat tidak dianjurkan menggunakan kawat gigi. Selain tidak memberikan fungsi apa-apa, penggunaan kawat gigi ini justru menimbulkan masalah baru seperti timbulnya
karang gigi atau bau mulut akibat pembersihan gigi yang menjadi sulit dilakukan. Selain itu,
rasa ngilu yang timbul pada awal-awal penggunaan kawat gigi bagi orang yang memiliki susunan gigi normal biasanya akan jauh lebih menyakitkan. Pada beberapa kasus juga ditemukan orang-orang yang memiliki susunan gigi normal kemudian mengalami
kerontokan gigi karena hal ini.
Oleh karena itu, penulis menghimbau jika memang Anda merasa perlu menggunakan kawat gigi, konsultasikanlah ke dokter Anda. Apakah memang perlu atau hanya sekedar gaya-gayaan semata. Hal ini tentu adalah agar jangan sampai masalah-masalah timbul di kemudian hari. Sayangilah gigi Anda, jangan karena ingin terlihat
ALAY keren, Anda kemudian mengorbankan nikmat yang begitu besar ini dengan menafikan
bahaya penggunaan kawat gigi (behel).